Fenomena vetiver sebagai tanaman ekologis disebabkan karena mekanisme perakarannya yang unik. Tanaman ini mempunyai akar serabut yang masuk benar-benar jauh ke tanah (sekarang ini rekor akar vetiver paling panjang ialah 5.2 mtr. yang diketemukan di Pacar Tung, Thailand). Akar vetiver dijumpai sanggup tembus susunan dengan tebal 15 cm yang paling keras. Di lereng-lereng yang keras dan berbatu, ujung-ujung akar vetiver sanggup masuk tembus dan jadi seperti jangkar yang
kuat. Langkah kerja akar ini ibarat besi kolom yang masuk ke tembus susunan struktur tanah, dan di saat yang serupa meredam sejumlah partikel tanah dengan akar serabutnya. Keadaan ini dapat menahan erosi yang disebabkan karena angin dan air hingga vetiver dipanggil sebagai ‘kolom hidup’. Vetiver meredam pergerakan air run-off dan material erosi yang terikut dengan badannya. Daun dan tangkai vetiver perlambat saluran pengendapan yang terikut run-off di titik A hingga tertumpuk di titik B. Air terus mengucur menuruni lereng C yang lebih rendah. Akar tanaman (D) mengikat tanah di bawah tanaman sampai kedalaman 3 mtr.. Dengan membuat “tiang” yang rapat dan dalam
dalam tanah, akar-akar ini menahan berlangsungnya erosi dan longsor. Vetiver akan efisien bila ditanamkan dalam barisan membuat pagar. Proses itu dengan detil bisa disaksikan pada Gambar 11.
Akar-akar vetiver yang masuk ke tanah sedalam ± 3 mtr. akan berperan seperti kolom- kolom beton yang meredam tanah supaya tidak longsor hingga tanah jadi konstan. Barisan itu meredam material erosi ada di belakang rumpun vetiver yang bisa kurangi kecuraman dan pada akhirnya membuat teras-teras yang lebih agak miring,
Nah itu dia ulasan kami mengenai proses kerja rumput vetiver dalam meredam erosi yang harus anda ketahui, semoga informasi ini bisa membantu dan bermanfaat.
